Profesiku: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Suhendar
- Aug 17, 2016
-
Dian Ismarani
Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) bareng Suhendar!
Suhendar bekerja bagi pemerintah Indonesia sebagai Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Hendar merupakan lulusan Akademi Militer tahun 2008. Selain menempuh pendidikan militer, saya juga melanjutkan kuliah dengan mengambil pendidikan S1 jurusan Ilmu Politik di Universitas Warmadewa Bali. Saat ini, Hendar sedang dalam proses seleksi penugasan pasukan perdamaian ke Lebanon.
Profesiku:
"Kepala urusan inventarisir, analisa dan evaluasi di staf seksi kendaraan Peralatan Daerah Militer IX/ Udayana (Paldam) TNI AD."
Tugasku sehari-hari:
“Profesi tentara terbagi menjadi satuan tempur (infantri), satuan bantuan tempur (artileri pertahanan medan, artileri pertahanan udara, kavaleri, dsb.) dan satuan bantuan administrasi (peralatan, perbekalan dan angkutan, topografi dsb.). Saya tergabung dalam satuan bantuan administrasi korp peralatan.
Korp peralatan nggak hanya bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan jabatan, tetapi juga kendaraan taktis, kendaraan tempur, senjata dan amunisi. Intinya, semua peralatan TNI AD di bawah tanggung jawab korp peralatan."
Tugas saya antara lain:
- Merencanakan program perbaikan kendaraan dinas selama satu tahun
- Membuat rencana asistensi teknik pemeliharaan kendaraan
- Membuat surat tanda nomor kendaraan dinas
- Mengkoordinir kegiatan anggota staf seksi kendaraan
- Membuat laporan kegiatan pemeliharaan kendaraan selama satu tahun
Jalan untuk menjadi tentara/proses rekrutmen:
"TNI AD mempunyai tiga level kepangkatan, dimulai dari tamtama, bintara dan perwira.
Saya sendiri masuk di jalur perwira dengan menempuh pendidikan di Akmil selama tiga tahun. Khusus perwira, ada dua sumber perekrutan, yaitu lulusan SMA sederajat dan lulusan sarjana.
Perlu dicatat sama teman-teman, masuk Akmil tidak dipungut biaya apapun, lho. Proses pendaftarannya bisa dilihat di sini.
Setelah lulus Akmil, saya melanjutkan pendidikan dasar kecabangan peralatan selama 6 bulan, kemudian ditempatkan di Paldam IX Udayana sampai sekarang."
Suhendar, tengah, saat sedang menempuh pendidikan di Akmil
Modal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang TNI AD:
"Paling utama tentu saja fisik dan mental yang kuat. Bagaimanapun juga, seorang tentara dituntut untuk bisa melindungi dirinya sendiri, rakyat dan negara. Kalau fisik dan mental lemah, banyak tugas yang nggak bisa dijalani.
Misalnya, seorang tentara harus bisa ditempatkan di bagian apa saja dan di lokasi mana saja. Kalau fisik dan mentalnya nggak siap, baktinya sebagai seorang prajurit negara nggak bisa maksimal.
Selain mental dan fisik yang kuat, tentara juga harus punya kedisiplinan yang tinggi. Menjadi tentara nggak bisa sembarangan bolos, sembarangan mengambil keputusan, atau sembarangan berperilaku. Semua kinerja akan dinilai secara profesional."
Tantangan menjadi TNI AD:
"Sebagai seorang prajurit, saya dituntut untuk siap bertugas di mana saja. Segala macam resiko selama dinas—seperti risiko harus berjauhan dari keluarga—sudah menjadi bagian dari hidup."
Hal yang paling berkesan menjadi TNI AD:
"Tentara itu bukan profesi individualis. Kita selalu berada dalam tim. Kebersamaan serta kekompakan dalam tim inilah yang selalu bikin saya senang."
Pesan untuk anak muda yang mau menekuni profesi tentara:
"Persiapkan fisik dan mental sebaik-baiknya. Jangan pernah ragu untuk berusaha sekuat tenaga. Jangan sampai menyesal di tengah jalan.
Menjadi tentara membuat saya terdoktrin untuk menjadi prajurit sekaligus warga Indonesia yang pancasilais dan nasionalis. Sebagai calon tentara, kita harus yakin sama Indonesia dan menghargai kerja keras para pendahulu kita.
Selain itu, kalau sudah jadi tentara, jangan pernah berhenti belajar. Terus tuntut ilmu dan ikuti segala pelatihan maupun pendidikan yang akan menunjang karir di masa depan."
Suhendar, kedua dari kiri, saat sedang rapat pertahanan regional dengan beberapa negara tetangga
(Sumber gambar: Suhendar)


Kategori

Bb
Kontroversi Karin "Awkarin" Novilda dan 4 Hal yang Bisa Kita Pelajari DarinyaAa
Kontroversi Karin "Awkarin" Novilda dan 4 Hal yang Bisa Kita Pelajari DarinyaJhjfhdhcuv
Kontroversi Karin "Awkarin" Novilda dan 4 Hal yang Bisa Kita Pelajari DarinyaMokniubfuyxghcjvh
Kontroversi Karin "Awkarin" Novilda dan 4 Hal yang Bisa Kita Pelajari DarinyaIgjfgvhvhvj
Kontroversi Karin "Awkarin" Novilda dan 4 Hal yang Bisa Kita Pelajari Darinya